John Locke seorang filsuf besar dari Inggris, yang dalam tulisan
politiknya membuka dan menciptakan jalan bagi revolusi Prancis dan
Amerika.
Dialah yang mengukir frasa "pursuit of happiness (mengejar
kebahagiaan),‟ dalam bukunya An Essay Concerning Human
Understanding. Thomas Jefferson kemudian mengambil frasa “pursuit
of happiness” dari Locke and kemudian menggunakan dalam
pernyataannya yang sangat terkenal sebagai hak asasi umat manusia untuk “hidup, merdeka,
dan mengejar kebahagiaan” dalam Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan
bangsa Amerika).
Apa yang banyak orang tidak ketahui, adalah, konsep Locke tentang kebahagiaan sangat
dipengaruhi oleh para filsuf Yunani, terutama Aristotle dan Epicurus. Jauh dari mengganti
makna “kebahagiaan” dengan “kenikmatan,” “kepemilikan,” atau “kepuasan hasrat” pribadi,
Locke membedakan antara “kebahagiaan khayalan” dan “kebahagiaan hakiki” yang
bermakna sebagai kebahagiaan bersama.
Karenanya, dalam bagian dimana dia menyatakan
frasa “mengejar kebahagiaan,” Locke menulis:
“Kebutuhan untuk mengejar kebahagiaan [adalah] fondasi dari kemerdekaan. Oleh
karenanya kesempurnaan tertinggi dari kecerdasan alamiahnya terletak pada kesungguhan
dan konsistensi dari mengejar kebahagiaan yang solid dan hakiki; jadi kepedulian kepada
diri kita sendiri, yang kita tidak keliru dalam berimajinasi tentang kebahagiaan yang hakiki,
adalah fondasi munculnya kebutuhan terhadap kemerdekaan diri kita.
Semakin kuat kita terikat kepada usaha-usaha
mengejar kebahagiaan bersama, yaitu kemerdekaan, yang adalah milik kita terbesar,
yang karenanya, kesitu hasrat kita selalu mengikuti, maka semakin kita bebas dari segala bentuk determinasi keharusan atas kehendak kita pada segala bentuk tindakan…” (1894, p.
348)
Pada bagian ini, Locke mengindikasikan bahwa mengejar kebahagiaan bersama adalah
fondasi dari kemerdekaan karena sifatnya yang membebaskan diri dari keterikatan pada
hasrat dalam bentuk apapun yang kita miliki secara pribadi, manusia mesti sampai pada suatu
momen tertentu yaitu mencapai kesadaran akan kebahagiaan yang mengindikasikan dan
berhubungan dengan kualitas kehidupan manusia secara bersama dan menyeluruh.
Bila kita kembali pada Locke, maka, kita akan melihat bahwa “pursuit of happiness
(mengejar kebahagiaan)” yang disebarluaskan olehnya dan Jefferson bukanlah mengejar
kenikmatan, kepemilikan, atau segala bentuk kepentingan pribadi (walaupun kebahagiaan
meliputi semua hal tersebut).
Kebahagiaan mencakup kemerdekaan untuk membuat
keputusan yang menghasilkan kualitas kehidupan terbaik bagi seorang manusia dan bagi
manusia lainnya, yang termasuk didalamnya usaha intelektual dan moral. Kita akan
mengingat baik-baik semua ini dalam pikiran ketika kita sebagai manusia mulai
mendiskusikan dengan dunia apa sebetulnya konsep kebahagiaan hakiki dari bangsa besar
“Amerika” dan seluruh bangsa-bangsa di dunia, termasuk bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar