Sabtu, 25 Maret 2017

Pokok Ketujuh

Pokok Ketujuh

HIDUP DISINI, DISAAT INI


Dimensi ruang dan waktu itu begitu kompleks dan dalam kerumitannya ada satu titik penting dalam garis waktu, yaitu “disini dan disaat ini”. Momen ini adalah bentuk yang paling unik dari ruang dan waktu. Masuk kesini maka kita akan menemukan satu bentuk dimensi kebahagiaan.

Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana praktiknya? Dimulai dengan kesadaran untuk tidak menyimpan masa lalu, baik yang menyenangkan atau yang menyedihkan secara berlebihan, pakai seperlunya informasi dari masa lalu untuk kebutuhan masa kini, jangan sampai hidup menjadi terkekang karena selalu terkenang atas posisi tinggi dimasa lalu, atau dihantui oleh rasa trauma dan kepedihan dimasa lalu, tidak perlu begitu, yang lalu itu sudah berlalu, ini Aku saat ini, ini Aku yang ada disini.

Dan, bukan juga hidup dimasa depan, masa depan selalu terlalu jauh untuk kita pikirkan terlalu dalam, yang ada malah muncul khawatir, waswas, gelisah, susah, takut, atau apapun itu ketika Anda terlalu memikirkan masa depan dari sisi yang menakutkannya.

Begitupun ketika Anda kebanyakan berkhayal tentang masa depan yang indah-indah, terlalu panjang angan-angan ke depan, misal dengan maksud agar menjadi optimis, yang ada malahan banyak perencanaan ke arah sana yang tidak berjalan sebagaimana yang dikhayalkan.

Pada kenyataannya, biarpun Anda kemudian sudah merencanakan dengan sebaik-baiknya, biarpun Anda sejenius Einstein dan bekerja sama dengan jenius-jenius lainnya dalam merencanakan sesuatu, namun tetap, tidak pernah ada perencanaan yang akan berjalan mulus tanpa penyesuaian atau perubahan-perubahan dan modifikasi dalam prosesnya karena ada sesuatu hal diluar yang direncanakan.

Karena itu, sadarlah kebanyakan kita, "dalam banyak hal" perencanaan itu tidak perlu panjang-panjang dan dengan detail berlebihan. Namun, buatlah sederhana, bertahap, dan fokus untuk menjalani apa yang ada di depan mata. Biarkan dalam menjalani kehidupan banyak hal yang terlalu jauh untuk dipikirkan kita serahkan kepada Yang Maha Kuasa. Ingatlah pepatah, “Manusia berencana, Tuhan yang menentukan.” Dalam lingkup kepraktisan, lebih baik banyak berbuat daripada banyak berencana, dari situ kita lakukan evaluasi dan penyesuaian yang dibutuhkan dalam pelaksanaan rencana.

Dengan ini, mudah-mudahan kita jadi lebih paham, bahwa sesungguhnya Anda tidak perlu berlebihan dalam ber-angan, semisal menyimpan mimpi Anda di tembok untuk Anda lihatin dan pandangi sesering mungkin, Anda tempel uang boongan senilai $ 1.000.000, atau Anda simpan gambar Ferary disitu, mengikuti kata motivator yang Anda ikuti seminarnya atau baca bukunya. Itu semua, pada dasarnya nggak perlu, bahkan itu semua terkadang menjadi jebakan betmen dalam kehidupan Anda karena Anda jadi tidak lagi mawas diri terhadap keinginan dan mulai jadi terobsesi karenanya.

Jadi, memang yang bijaksana untuk Anda lakukan adalah melakukan apa yang bisa dilakukan saat ini. Kerjakan apa yang Anda rasa bisa dikerjakan saat ini. Nggak perlu berkhayal panjang, sederhanakan saja, buat perencanaan yang sederhana kemudian lakukan apa yang bisa dilakukan saat ini. Sesungguhnya, tidak ada dimensi yang paling produktif, melainkan disini dan saat ini.

Anda akan lebih mudah untuk bahagia ketika memutus diri dari masa lalu yang tidak memberdayakan, dan masa depan yang dikhawatirkan, atau masa depan yang penuh dengan angan-angan berlebih, putuskan masa lalu dan masa depan walaupun itu hanya 1 jam yang lalu, atau bahkan 5 menit yang lalu.

Ketika Anda merasa kesal pada orang yang mengklakson keras-keras, itu pun sudah berlalu semenit lalu, ketika dimarahi bos tadi siang, itu pun sudah berlalu,  ketika Anda bertemu dengan customer yang menyebalkan itu pun sudah berlalu juga, ketika Anda teriaki seseorang karena kesal dan kemudian merasa kesal terhadap diri sendiri karena dihantui perasaan bersalah, itu pun sudah berlalu, sekarang ya sekarang, Anda hanya hidup disini dan disaat ini saja, satu jam yang akan datang kita tidak tahu apa yang akan terjadi, ya biarkan, hiduplah saat ini saja.

Jalani setahunya saat ini tentang masa yang akan datang sejauh yang bisa dilakukan saat ini.

Terakhir, menutup pembahasan tentang dimensi ruang dan waktu “disini dan disaat ini”. Sebenarnya tidak pernah ada“disini dan di saat ini”itu, kenapa tak pernah ada? Karena setiap dan ketika saya bilang, “saat ini”, maka “saat ini” bukankah sudah berlalu?

Kondisi “disini dan disaat ini” itu antara ada dan tidak ada, karenanya banyak sekali dalam kehidupan, hal hal yang sebenarnya antara ada dan tidak ada itu efeknya nyata kepada hidup kita.

Seperti persamaan rumus matematika tingkat tinggi yang hanya bisa diselesaikan menggunakan bilangan imajiner yang adalah 'antara ada dan tidak ada' kenyataannya, namun terbukti keberadaannya bahwa dengan menggunakannya dalam sebuah persamaan, masalah bisa diselesaikan.

Demikianlah, hidup yang nyata ternyata kebahagiaannya lebih banyak ditentukan oleh hal yang da di garis batas imajiner yang ada antara kenyataan dan ketidaknyataan. Seperti TUHAN.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar